Tahsin, Tahfidz dan Tilawah serta Pelajaran ISMUBA menjadi program unggulan di MBS At-Tanwir Mamuju. Oleh karena itu, untuk proses pembelajaran Tahsin, Tahfidz, dan Tilawah serta Pelajaran ISMUBA dilaksanakan dengan dua model pembelajaran. Pada saat pembelajaran Tahsin, Tahfidz, dan Tilawah serta Pelajaran ISMUBA pada KBM di sekolah pada saat diawal pelajaran setelah shalat dhuha, santri mendapatkan beberapa model pembelajaran berdasarkan kemampuan membaca al-quran dengan baik dan benar, teori & tehnik untuk menghafal Al-Qur’an, khusus tilawah diwaktu ba’da maghrib dab subuh. Di sini santri selain memperbaiki hafalan juga diuji hafalannya. Sedangkan untuk mengecek sejauh mana hafalan yang telah dicapai selain disekolah juga khusu yang mondok dilakukan setiap habis shalat subuh dan setelah shalat maghrib, yang dipandu oleh seorang ustadz/ustadzah yang mengampu Tahfidz. Dalam kegiatan ini, santri menyetor hafalan yang mereka capai kepada ustadz/ustadzah. Setoran hafalan ini tergantung pada kesiapan masing-masing santri. Tugas ustadz/ustadzah selain menerima setoran bacaan dan mencatatnya di kartu progress, mereka juga melakukan koreksi/evaluasi terhadap kemajuan hafalan santri, begitupun dengan tilawah setelah mantap bacaan qur’an lalu dilatih juga dengan tilawatil quran serta ISMUBA Menjadi program unggulan disekolah yang di pandu oleh tiem ISMUBA.
Pada dasarnya, pembelajaran Tahsin, Tahfidz, dan Tilawah serta Pelajaran ISMUBA dilaksanakan secara terpadu antara kegiatan di dalam kelas dan di luar kelas secara berkelompok. PesantrenMu menargetkan santrinya, setelah lulus SD harus hafal Al-Qur’an minimal 3 juz, SMP minimal 10 Juz dan SMA/SMK 5 Juz
Selain tahfidz pesantren juga sangat memperhatikan dan mengambangkan nilai-nilai kepesantrenan antara lain:
Ubudiyah dalam dalam pengertian menunaikan perintah Allah dalam kehidupan sehari-hari dengan melaksanakan tanggung jawab sebagai hamba Allah. Ubudiyah bukan hanya sekedar ibadah biasa, tetapi ubudiyah yang penuh dengan rasa penghambaan, pengabdian hanya kepada Allah semata, sehingga memiliki muatan rasa takut, tawadhu’, rendah hati, sabar dan sebagainya.
menginap). Bahkan masyarakat setempat juga ikut ambil andil dalam mengontrol perilaku santri, terutama ketika berada di luar asrama.
benar dan kebal terhadap racun kerusakan moral dan penyakit sosial lainya. Ketaatan kepada orangtua, ustadz/guru adalah bagian dari disiplin tradisi pesantren yang juga kami diadopsi. Ketaatan kepada orangtua menjadi sangat penting karena dari 18 karakter yang dikembangkan Kemendikbud, karakter taat kepada orangtua tidak ada.
Azas ketaatan ini memang sudah dimulai sejak dari lingkungan keluarga. Ketaatan kepada ustadz/guru merupakan bagian dari disiplin tradisi pesantren untuk mewujudkan perilaku yang santun, tertib dan disiplin, peduli terhadap sesama dan lingkungan serta sabar, ulet dan pemberani dalam menghadapi permasalahan hidup sehari-hari.