Sabtu, 15 Feb 2025
  • Selamat Datang di Website Resmi Pondok Pesantren Modern, Muhammadiyah Boarding School At-tanwir Mamuju

Program Unggulan

Program Unggulan

Tahsin, Tahfidz dan Tilawah serta Pelajaran ISMUBA menjadi program unggulan di MBS At-Tanwir Mamuju. Oleh karena itu, untuk proses pembelajaran Tahsin, Tahfidz, dan Tilawah serta Pelajaran ISMUBA dilaksanakan dengan dua model pembelajaran. Pada saat pembelajaran Tahsin, Tahfidz, dan Tilawah serta Pelajaran ISMUBA pada KBM di sekolah pada saat diawal pelajaran setelah shalat dhuha, santri mendapatkan beberapa model pembelajaran berdasarkan kemampuan membaca al-quran dengan baik dan benar, teori & tehnik untuk menghafal Al-Qur’an, khusus tilawah diwaktu ba’da maghrib dab subuh. Di sini santri selain memperbaiki hafalan juga diuji hafalannya. Sedangkan untuk mengecek sejauh mana hafalan yang telah dicapai selain disekolah juga khusu yang mondok dilakukan setiap habis shalat subuh dan setelah shalat maghrib, yang dipandu oleh seorang ustadz/ustadzah yang mengampu Tahfidz. Dalam kegiatan ini, santri menyetor hafalan yang mereka capai kepada ustadz/ustadzah. Setoran hafalan ini tergantung pada kesiapan masing-masing santri. Tugas ustadz/ustadzah selain menerima setoran bacaan dan mencatatnya di kartu progress, mereka juga melakukan koreksi/evaluasi terhadap kemajuan hafalan santri, begitupun dengan tilawah setelah mantap bacaan qur’an lalu dilatih juga dengan tilawatil quran serta ISMUBA Menjadi program unggulan disekolah yang di pandu oleh tiem ISMUBA.

 

Pada dasarnya, pembelajaran Tahsin, Tahfidz, dan Tilawah serta Pelajaran ISMUBA dilaksanakan secara terpadu antara kegiatan di dalam kelas dan di luar kelas secara berkelompok. PesantrenMu menargetkan santrinya, setelah lulus SD harus hafal Al-Qur’an minimal 3 juz, SMP minimal 10 Juz dan SMA/SMK 5 Juz

Selain tahfidz pesantren juga sangat memperhatikan dan mengambangkan nilai-nilai kepesantrenan antara lain:

 

  1. Ubudiyah

 

Ubudiyah dalam dalam pengertian menunaikan perintah Allah dalam kehidupan sehari-hari dengan melaksanakan tanggung jawab sebagai hamba Allah. Ubudiyah bukan hanya sekedar ibadah biasa, tetapi ubudiyah yang penuh dengan rasa penghambaan, pengabdian hanya kepada Allah semata, sehingga memiliki muatan rasa takut, tawadhu’, rendah hati, sabar dan sebagainya.

 

  • Untuk itu Pesantren Muhammadiyah Bina Umat mempunyai aturan-aturan tentang kewajiban santri untuk melaksanakan shalat fardlu secara berjamaah, maupun salat malam, salat dhuha dan seterusnya. Jadi di dalam mengerjakan ibadah santri dituntun oleh para pengasuh agar hatinya dipenuhi rasa penghambaan dan pengabdian hanya kepada Allah semata.

 

  • Para santri diberi tugas secara bergilir dalam pengorganisasian kegiatan ubudiyah. Tugas secara bergilir ini salah satu maknanya adalah melatih tanggungjawab. Pesantren memang memiliki peran besar dalam mengembangkan pribadi yang bertanggungjawab. Dengan bimbingan ustadz/ah dan pengasuh santri dilatih dan dibiasakan untuk dapat bertanggungjawab dan juga mempertanggungjawabkan ucapan, sikap, perbuatan pada dirinya sendiri, lebih jauh nantinya juga kepada masyarakat, bangsa, dan negara.

 

  1. Mua’malah

 

  • Para santri diwajibkan berpakaian muslim, dan dilarang membawa alat IT seperti HP, televisi. Wajib menjaga ukhuwah islamiyah,

 

  • Kontrol pergaulan di lingkungan pesantren dilakukan dengan penerapan peraturan yang ketat. Kontrol dilakukan oleh para pengasuh, dan santri secara bergilir. Tugas-tugas santri dalam asrama juga ditetapkan secara bergilir, baik tugas kebersihan, keamanan, adzan, termasuk pergantian anggota kamar (tempat

 

menginap). Bahkan masyarakat setempat juga ikut ambil andil dalam mengontrol perilaku santri, terutama ketika berada di luar asrama.

 

  • Ada aturan jam makan, belajar, istirahat, mengaji, piket, dan seterusnya yang membuat santri menjadi terlatih dalam bekerjasama, dan menjadi santri yang bertanggungjawab atas kewajibannya.

 

  1. Kepemimpinan

 

  • Tumbuhnya kultur kepemimpinan kolektif yang mengandalkan solidaritas, kerjasama, kecerdasan, strategi, dan daya juang yang tak kenal lelah. Maka di sana ada aturan jam makan, belajar, istirahat, mengaji, piket, tugas secara bergilir dan seterusnya yang membuat santri menjadi terlatih dalam bekerjasama, dan menjadi santri yang bertanggungjawab atas kewajibannya.

 

  • Tradisi rasa hormat kepada orangtua, ustadz/guru dan santri senior sangat ditanamkan, sebagaimana tradisi pesantren. Penanaman rasa hormat ini berarti diajarkan untuk mengakui pentingnya nilai-nilai kemanusiaan, seperti menghormati hak asasi orang lain, peduli terhadap orang lain, berusaha membangun perdamaian dan kedamaian utamanya di lingkungan sekolah dan ke depan tentu bagi seluruh umat manusia.

 

  • Keteladanan menjadikata kunci yang kuat dari aspek kepemimpinan. Keteladanan inilah salah satu kultur pesantren yang dicoba ditumbuhkembangkan. Dengan nilai-nilai keteladanan tersebut diharapkan mampu menempuh kehidupan yang

 

benar dan kebal terhadap racun kerusakan moral dan penyakit sosial lainya. Ketaatan kepada orangtua, ustadz/guru adalah bagian dari disiplin tradisi pesantren yang juga kami diadopsi. Ketaatan kepada orangtua menjadi sangat penting karena dari 18 karakter yang dikembangkan Kemendikbud, karakter taat kepada orangtua tidak ada.

 

Azas ketaatan ini memang sudah dimulai sejak dari lingkungan keluarga. Ketaatan kepada ustadz/guru merupakan bagian dari disiplin tradisi pesantren untuk mewujudkan perilaku yang santun, tertib dan disiplin, peduli terhadap sesama dan lingkungan serta sabar, ulet dan pemberani dalam menghadapi permasalahan hidup sehari-hari.

 

KELUAR